Menjaga Kondusivitas Papua Jelang Natal dan Tahun Baru sebagai Tanggung Jawab Bersama

0

Oleh: Elias Kogoya*

Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, komitmen menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di Tanah Papua semakin menguat. Momentum Natal dan pergantian tahun memiliki makna spiritual dan sosial yang mendalam bagi masyarakat Papua, sehingga membutuhkan suasana yang aman, damai, dan penuh kebersamaan. Kesadaran kolektif untuk menjaga kondusivitas tidak hanya menjadi harapan, tetapi telah diwujudkan dalam sikap dan pernyataan para tokoh masyarakat serta tokoh agama yang mengajak seluruh elemen masyarakat berperan aktif menciptakan kedamaian.

Di Papua Tengah, tokoh masyarakat Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Derek Alom, menegaskan komitmen masyarakat Distrik Tembagapura dan Distrik Kimbeli untuk mendukung aparat keamanan dalam menjaga stabilitas wilayah. Ia menyampaikan bahwa masyarakat memiliki tekad kuat agar perayaan Natal dan Tahun Baru dapat berlangsung dengan aman, tertib, dan penuh sukacita. Dukungan masyarakat terhadap aparat keamanan dipandang sebagai wujud tanggung jawab bersama dalam menjaga keharmonisan sosial dan kenyamanan seluruh warga.

Derek Alom juga menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap berbagai isu yang berpotensi mengganggu ketenangan. Menurutnya, ketenangan dan rasa aman merupakan fondasi utama bagi kehidupan sosial yang sehat serta pintu masuk bagi pembangunan dan kemajuan daerah. Dengan terciptanya situasi yang kondusif, aktivitas keagamaan, ekonomi, dan sosial dapat berjalan optimal, sekaligus memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap proses pembangunan yang sedang berlangsung di Mimika dan wilayah Papua Tengah secara umum.

Komitmen masyarakat Mimika untuk menjaga keamanan dari wilayah pesisir hingga pegunungan menunjukkan kuatnya semangat persatuan. Kesadaran bahwa keamanan bukan hanya tanggung jawab aparat, melainkan kewajiban bersama seluruh warga, menjadi modal sosial yang sangat penting. Sinergi antara masyarakat dan aparat keamanan ini diharapkan mampu menjaga stabilitas wilayah selama rangkaian perayaan Natal dan Tahun Baru, sekaligus menjadi contoh positif bagi daerah lain di Papua.

Dari sisi keagamaan, tokoh agama Tanah Papua, Pendeta Dr. Yones Wenda, turut menyuarakan pentingnya menjaga kondusivitas menjelang Nataru. Ia menyampaikan dukungan penuh terhadap aparat keamanan dalam menjaga stabilitas Papua agar umat Kristiani dapat menjalankan ibadah Natal dengan khusyuk dan masyarakat menyambut Tahun Baru dengan rasa aman. Pendeta Yones Wenda juga menekankan bahwa suasana damai akan memperkuat makna Natal sebagai perayaan kasih, persaudaraan, dan harapan bagi seluruh masyarakat Papua.

Selain itu, Pendeta Yones Wenda mengajak seluruh lapisan masyarakat, mulai dari tokoh adat, tokoh pemuda, hingga generasi muda, untuk menjaga persatuan dan kebersamaan. Dalam pandangannya, Papua yang aman dan harmonis merupakan prasyarat penting agar berbagai program pembangunan dan perhatian pemerintah pusat terhadap Papua dapat berjalan optimal dan memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

Semangat menjaga kondusivitas juga terlihat jelas di Papua Barat Daya, khususnya di Distrik Kwoor, Kabupaten Tambrauw. Melalui kegiatan silaturahmi kamtibmas yang melibatkan masyarakat dan jajaran Polda Papua Barat Daya, terbangun komunikasi yang erat antara aparat keamanan dan warga. Kepala Kampung Barar, Yohanes Yesnath, menyampaikan kesiapan masyarakat dan aparat kampung untuk bekerja sama dengan kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama perayaan Natal dan Tahun Baru. Kolaborasi ini mencerminkan kedewasaan masyarakat dalam memaknai keamanan sebagai kepentingan bersama.

Yohanes Yesnath juga menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan agar suasana perayaan tetap kondusif. Dukungan terhadap patroli rutin dan pengawasan lingkungan menjadi bentuk partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga ketertiban. Pendekatan ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya menaruh harapan pada aparat, tetapi juga mengambil peran nyata dalam menciptakan rasa aman di lingkungan masing-masing.

Hal senada disampaikan Kepala Kampung Kwoor, Softinus Yekwam, yang menyoroti pentingnya menjaga lingkungan sosial tetap aman dan tertib selama perayaan Nataru. Perhatian terhadap aktivitas anak-anak dan remaja, serta pengamanan terhadap barang-barang yang berpotensi membahayakan, dipandang sebagai langkah preventif untuk menjaga suasana perayaan tetap nyaman. Upaya ini mencerminkan kepedulian masyarakat terhadap keselamatan bersama dan masa depan generasi muda Papua.

Rangkaian pernyataan dari para tokoh Papua menunjukkan kesamaan pandangan bahwa menjaga kondusivitas Papua menjelang Natal dan Tahun Baru adalah tanggung jawab bersama. Sinergi antara tokoh masyarakat, tokoh agama, aparat keamanan, dan warga menjadi kekuatan utama dalam menciptakan Papua yang aman, damai, dan harmonis. Dengan semangat kebersamaan ini, perayaan Natal dan Tahun Baru tidak hanya menjadi momentum keagamaan, tetapi juga simbol persatuan, kedewasaan sosial, dan optimisme menuju Papua yang semakin sejahtera dan bermartabat.

*Penulis merupakan Aktivis kepemudaan Papua Tengah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *