Pemerintah Hadirkan Koperasi Desa Merah Putih untuk Kemandirian Ekonomi Desa

0

Oleh: Febri Muhammad Ikhwan )*

Pemerintah kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat ekonomikerakyatan melalui program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP). Diluncurkan pada Juli 2025, program ini telah membentuk lebih dari 80.000 koperasidi seluruh Indonesia, menjadi langkah strategis bersejarah dalam mempercepatperputaran ekonomi di tingkat desa. Kehadiran KDMP/KKMP tidak hanya berfokuspada peningkatan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berperan dalam mengatasimasalah distribusi pangan, memberantas praktik tengkulak, serta membuka aksespermodalan yang adil bagi masyarakat kecil. Dengan strategi terpadu, koperasi inimenjadi instrumen penting dalam mewujudkan kemandirian desa sekaligusmemperkuat ketahanan ekonomi daerah.

Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Bidang Ekonomi, Fithra Faisal, menyampaikan bahwa program ini disusun dengan pendekatan ekonomi yang holistik. Program ini menghadirkan tujuh gerai wajib yang meliputi sembako, apotekdesa, klinik desa, kantor koperasi, simpan-pinjam, cold storage, serta layananlogistik. Seluruh fasilitas tersebut dirancang agar koperasi dapat menjadi pusatkegiatan ekonomi masyarakat desa sekaligus menciptakan peluang usaha yang merata. Langkah ini memastikan pemerataan pembangunan tidak hanya terfokus di wilayah perkotaan, melainkan juga menjangkau pelosok nusantara. Pendekatan inidiharapkan mampu membentuk ekosistem usaha yang sehat, terintegrasi, dan tangguh menghadapi gejolak ekonomi global.

Ekonom dari Universitas Gadjah Mada, Amirullah Setya Hardi, Ph.D., menekankanpentingnya penerapan prinsip yang sejati pada Koperasi yang mana harus menjadialternatif keuangan yang aman, demokratis, dan mampu memberdayakananggotanya. Prinsip kemandirian, partisipasi aktif anggota, dan keberlanjutan usahaakan memastikan koperasi terus berkembang secara nyata. 

Amirullah menekankan bahwa keterlibatan aktif masyarakat desa akan semakinmempercepat perkembangan koperasi. Oleh sebab itu, program KDMP/KKMP perludisertai dengan penguatan literasi keuangan, pendampingan usaha, sertapengelolaan yang profesional. Langkah ini akan memastikan koperasi tidak sekadarmenjadi wadah jual beli atau simpan pinjam, melainkan motor penggerak usahaproduktif yang mampu meningkatkan pendapatan warga desa.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menegaskan bahwa pemerintah melaluiAPBN siap memberikan dukungan pembiayaan bagi KDMP/KKMP sebagai bagiandari penguatan ekonomi rakyat. Skema ini memanfaatkan Saldo Anggaran Lebih(SAL) serta penempatan dana pemerintah di bank-bank BUMN untuk menyediakanmodal kerja berbunga rendah, hanya 6% per tahun. Fasilitas tersebut diberikandengan tenor hingga 72 bulan dan masa tenggang pembayaran selama 6–8 bulan.

Kebijakan ini dirancang agar koperasi memiliki akses modal yang murah dan berkelanjutan sehingga dapat melayani masyarakat dengan harga yang terjangkau. Langkah tersebut juga mendukung ketahanan pangan dan mendorong pemerataanekonomi hingga ke pelosok desa. Dengan demikian, koperasi dapat menjadi motor penggerak perekonomian lokal yang inklusif.

APBN hadir sebagai instrumen strategis untuk memastikan pemerataanpembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Dukungan ini diharapkan mampumemperkuat kemandirian ekonomi di tingkat desa maupun kelurahan. Selain itu, kebijakan ini menjadi wujud nyata komitmen pemerintah dalam membangunekonomi rakyat secara berkesinambungan.

Bank Mandiri melalui Kepala Cabangnya di Kabupaten Belu, Andhika Proklamanda, yang menyatakan komitmen memberikan fasilitas permodalan berbasis digital. Layanan yang disediakan meliputi pembukaan rekening tanpa setoran awal, penyediaan identitas dan branding koperasi, serta dukungan sarana operasional. Digitalisasi layanan keuangan dinilai akan mempermudah pengelolaan koperasisekaligus memperluas akses pembiayaan bagi masyarakat desa. Hal inimenunjukkan bahwa dunia perbankan turut berperan aktif dalam mendukungkeberadaan koperasi desa

Keberadaan KDMP/KKMP memberikan dampak ganda bagi perekonomian desa. Di satu sisi, program ini memperkuat rantai pasok lokal sehingga hasil pertanian dan perikanan dapat dipasarkan langsung dengan harga yang lebih menguntungkan. Di sisi lain, koperasi menyediakan layanan dasar seperti obat-obatan dan kebutuhanpokok dengan harga terjangkau, sehingga menekan biaya hidup masyarakat desadan meningkatkan daya beli mereka. Dengan pengelolaan yang profesional, koperasi bahkan berpotensi mengembangkan usaha turunan seperti pengolahanhasil pertanian atau produksi makanan olahan yang memiliki nilai tambah lebihtinggi.

Melihat kemajuan ini, KDMP/KKMP layak disebut sebagai pondasi baru bagiterwujudnya ekonomi desa yang mandiri. Keberhasilan program ini akan ditentukanoleh sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan masyarakat. Pendampingan teknis, transparansi tata kelola, serta pemanfaatanteknologi digital menjadi faktor penting untuk memastikan koperasi dapatberkembang secara berkelanjutan.

Optimisme terhadap masa depan KDMP/KKMP didukung oleh potensi besar desa-desa di Indonesia. Kekayaan sumber daya alam, kreativitas masyarakat, dan dukungan penuh dari pemerintah menjadi modal kuat bagi koperasi desa untukmenjadi pusat inovasi ekonomi lokal. Dalam beberapa tahun mendatang, bukantidak mungkin koperasi desa akan menjadi penopang utama ekonomi nasionaldengan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Langkah pemerintah ini patut diapresiasi sebagai bukti nyata keberpihakan kepadarakyat. KDMP/KKMP bukan sekadar program, melainkan gerakan bersama untukmembangun ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berkelanjutan. Dengan sinergi yang terjaga dan komitmen seluruh pihak, KDMP/KKMP dapat menjadi simbolkebangkitan ekonomi desa dari Sabang hingga Merauke, mewujudkan semangatgotong royong dalam bingkai Merah Putih demi kejayaan Indonesia Raya.

)* Penulis merupakan pengamat ekonomi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *