Susu Jadi Kunci Tingkatkan Gizi Anak dan Sejahterakan Peternak Lewat Program MBG

Jakarta – Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu, Fakultas Peternakan IPB, Epi Taufik, menegaskan bahwa keberadaan susu dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekaligus menggerakkan perekonomian rakyat.
Menurutnya, susu merupakan sumber nutrisi lengkap yang mengandung 13 zat gizi esensial, seperti kalsium, protein, dan vitamin D, yang sangat dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang anak.
“Susu adalah paket nutrisi unik yang menyediakan kombinasi gizi penting bagi anak-anak pada masa pertumbuhan karena mengandung 13 zat gizi esensial, termasuk kalsium, protein, dan vitamin D, yang tidak bisa tergantikan oleh satu jenis makanan lain,” ujar Epi Taufik di Jakarta.
Ia menjelaskan bahwa masa pertumbuhan tercepat anak terjadi pada usia 9–12 tahun, di mana tubuh memerlukan asupan kalsium dan protein dalam jumlah besar. Berdasarkan hasil penelitian, kontribusi kalsium dari makanan sehari-hari baru mencapai 7–12 persen dari kebutuhan harian.
“Oleh karena itu, tambahan kalsium dan vitamin D dari susu menjadi sangat penting untuk mencapai pertumbuhan optimal,” katanya.
Epi menilai langkah pemerintah menghadirkan susu dalam MBG adalah kebijakan yang tepat dan berdampak luas. Selain memperkuat gizi anak-anak, program ini juga berperan besar dalam meningkatkan kesejahteraan peternak.
Setiap produk susu MBG diwajibkan mengandung minimal 20 persen Susu Segar Dalam Negeri (SSDN), yang menjamin hasil produksi peternak terserap oleh pasar nasional.
“Program ini menyehatkan anak-anak sekaligus menyejahterakan peternak. Jadi, manfaatnya ganda — gizi meningkat, ekonomi rakyat bergerak,” paparnya.
Ia menambahkan, peningkatan kebutuhan susu dari program MBG akan menciptakan rantai pasok ekonomi yang inklusif, mulai dari peternakan sapi perah, koperasi susu, industri pengolahan, hingga sektor transportasi dan kemasan.
“Efek domino ini sangat besar. Setiap gelas susu yang diminum anak sekolah berarti ada roda ekonomi yang berputar dari desa ke kota,” tuturnya.
Epi menegaskan, Program MBG adalah bukti nyata kebijakan pemerintah yang menyeimbangkan antara kesehatan anak dan kesejahteraan peternak lokal.
“Program MBG sudah berada di jalur yang benar, karena menggabungkan kebijakan gizi yang berbasis ilmu dengan pemberdayaan ekonomi rakyat. Susu menjadi simbol keseimbangan antara kesehatan anak dan keberlanjutan ekonomi peternak lokal,” pungkasnya.