Danantara Perkuat Kolaborasi dengan Instansi Top Nasional dan Internasional

0

Oleh: Airin Sakinah Maulidiyah)

Sejak dibentuk pada 24 Februari 2025, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) terus menunjukkan progres signifikan sebagai lembaga pengelola aset strategis nasional. Kinerja Danantara tidak hanya berdampak pada internal BUMN, tetapi juga mendorong peningkatan kepercayaan global terhadap ekosistem investasi Indonesia. Salah satu capaian awal yang mencolok adalah keberhasilannya mengamankan komitmen pinjaman senilai US$ 10 miliar atau sekitar Rp 163 triliun dari 12 bank asing, tanpa jaminan aset negara.

Anggota Komisi VI DPR RI, Kawendra Lukistian, mengatakan bahwa keberhasilan tersebut mencerminkan meningkatnya kredibilitas Indonesia di mata dunia internasional. Ia menyebut Danantara sebagai representasi institusi baru yang mampu membangun kepercayaan global secara cepat, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam kerja sama multilateral di bidang ekonomi. Literasi kebijakan ini penting untuk menunjukkan bahwa kehadiran Danantara bukan sekadar simbol kelembagaan, tetapi instrumen strategis dalam diplomasi ekonomi.

Selain perbankan, Danantara juga berhasil memperoleh komitmen investasi senilai US$ 7 miliar dari berbagai sovereign wealth fund (SWF) negara sahabat. Dukungan internasional ini tidak terlepas dari peran aktif Presiden Prabowo Subianto yang terus membangun diplomasi ekonomi lintas kawasan. Kehadiran Presiden dalam berbagai forum investasi turut memperkuat sinyal positif bahwa Indonesia adalah negara yang terbuka, kompeten, dan layak dijadikan mitra strategis jangka panjang.

Kemitraan strategis pun diperluas oleh Danantara dengan sektor industri global. Salah satunya melalui kerja sama dengan perusahaan tambang asal Prancis, Eramet, dalam memperkuat hilirisasi mineral di Indonesia. Kolaborasi ini diperkirakan akan meningkatkan nilai tambah nasional melalui investasi di sektor nikel dan pengembangan teknologi pengolahan mineral strategis.

Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani, mengatakan bahwa Prancis merupakan investor terbesar ketiga dari Uni Eropa di Indonesia, dan kerja sama dalam bingkai perjanjian IEU-CEPA membuka peluang investasi baru yang lebih luas. Ia menegaskan bahwa Danantara akan terus memanfaatkan momentum kerja sama internasional untuk mendorong hilirisasi dan memperkuat daya saing industri nasional. Peningkatan kerja sama dengan mitra global ini menjadi bentuk konkret dari strategi Danantara memperkuat jaringan investasi lintas negara.

Di tingkat domestik, Danantara menjalankan perannya dalam restrukturisasi dan revitalisasi perusahaan strategis milik negara. Salah satu contohnya adalah restrukturisasi PT Garuda Indonesia, yang difasilitasi dengan pendanaan mencapai Rp 20 triliun. Danantara mendukung pengadaan pesawat baru bagi anak perusahaannya, Citilink, guna meningkatkan efisiensi dan daya saing industri penerbangan nasional.

Dalam sektor energi, Danantara berkontribusi pada restrukturisasi PT PLN (Persero) guna mendukung proyek energi baru dan terbarukan (EBT). Langkah ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai net-zero emission pada 2060. Danantara mendorong pendanaan proyek EBT secara strategis, sehingga mampu mempercepat transisi energi tanpa membebani fiskal negara.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bidang Energi, Yustinus Prastowo, mengatakan bahwa intervensi Danantara dalam sektor energi menandai transisi kebijakan pembiayaan yang lebih adaptif terhadap tantangan masa depan. Menurutnya, peran Danantara akan menjadi penting dalam mendukung pembiayaan energi berkelanjutan, yang selama ini kurang diminati investor swasta karena risiko jangka panjangnya. Ia juga menekankan bahwa Danantara telah berhasil membuka ruang kolaborasi lintas sektor antara publik dan swasta dalam pembiayaan proyek hijau.

Anggota Komisi VI DPR RI, Firnando Ganinduto, mengatakan bahwa langkah-langkah Danantara dalam menyelamatkan dan mengefisienkan BUMN strategis sangat relevan dalam menciptakan ekosistem industri nasional yang lebih sehat. Ia menilai bahwa pendekatan non-APBN ini akan mempercepat proses pengambilan keputusan pembangunan, sekaligus menciptakan lapangan kerja dalam skala besar. Hal ini memberikan literasi kepada publik bahwa pengelolaan aset negara kini bisa dilakukan secara mandiri dan profesional.

Langkah-langkah strategis ini memperlihatkan bahwa Danantara tidak hanya berperan sebagai lembaga penyelamat keuangan, tetapi juga sebagai engine pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan tata kelola yang profesional dan transparan, Danantara telah menjadi model baru dalam pengelolaan kekayaan negara secara modern dan berdampak. Kolaborasi lintas institusi menjadi fondasi penting dari keberhasilan transformasi ini.

Danantara telah menghadirkan paradigma baru dalam manajemen kekayaan negara yang tidak lagi bergantung sepenuhnya pada APBN. Kehadiran Danantara memperkuat posisi negara dalam menciptakan instrumen fiskal non-konvensional yang adaptif dan berkelanjutan. Literasi fiskal ini penting agar publik memahami bahwa Danantara adalah instrumen pembangunan yang dapat diandalkan.

Pemerintah melalui Kementerian BUMN dan DPR telah menunjukkan dukungan politik yang kuat terhadap penguatan peran Danantara. Ini menjadi sinyal positif bahwa transformasi kelembagaan di Indonesia semakin diarahkan pada efisiensi, profesionalisme, dan keberpihakan terhadap masyarakat luas. Danantara ke depan akan menjadi representasi dari kolaborasi negara dengan kekuatan nasional dan internasional.

Dengan rekam jejak positif dalam satu tahun pertamanya, Danantara telah menunjukkan bahwa pengelolaan kekayaan negara tidak harus birokratis dan tertutup. Sebaliknya, dengan pendekatan korporatis dan kolaboratif, aset negara dapat dikelola secara produktif untuk mendukung kesejahteraan rakyat dan memperkuat daya saing ekonomi Indonesia di panggung global. Kolaborasi ini menjadi simbol kekuatan baru dalam strategi pembangunan nasional.

*) Penulis merupakan Pengamat Ekonomi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *