Kerja Sama Pemerintah, Swasta, dan Pendidikan Vokasi jadi Strategi Membangun SDM Unggul dan Membuka Lapangan Kerja Baru.

Jakarta – Di tengah tantangan ekonomi global dan percepatan transformasi digital, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi langkah strategis untuk memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia.
Sinergi ini diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, adaptif, dan siap menghadapi kebutuhan industri masa depan.
Plt. Direktur Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, Kemendikdasmen, Saryadi, S.T., M.B.A., menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat daya saing tenaga kerja nasional.
“Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci penting untuk membuka lebih banyak peluang lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia,” ujar Saryadi.
Ia menjelaskan, pemerintah berkomitmen memperkuat SDM melalui Program Prioritas Nasional Kursus dan Pelatihan, yang berfokus pada dua aspek utama: Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).
Menurut Saryadi, PKK berperan membekali masyarakat dengan keterampilan teknis sesuai kebutuhan industri, sementara PKW menumbuhkan semangat wirausaha agar masyarakat mampu menciptakan lapangan kerja baru.
“Melalui dua program ini, kami menyiapkan masyarakat agar siap kerja, mampu berwirausaha, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi bangsa,” tambahnya.
Ia menekankan, Kemendikdasmen terus memperkuat ekosistem kolaboratif antara dunia pendidikan, dunia usaha, dan dunia industri agar lulusan pendidikan vokasi bisa langsung terserap di pasar kerja.
Dari sisi dunia usaha, dukungan juga datang dari kalangan swasta. Angkoso B. Soekadari, Chief Operating Officer RA Hospitality, menilai kerja sama ini berperan besar dalam menciptakan lapangan kerja yang produktif dan berkelanjutan.
“Kami meyakini kolaborasi ini memiliki peran strategis dalam memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat,” ujarnya.
Menurut Angkoso, dukungan kebijakan pemerintah dan inovasi dari dunia usaha dapat mendorong industri perhotelan yang inklusif dan berdaya saing.
RA Hospitality, yang mengelola berbagai properti hotel di sejumlah daerah, secara konsisten melibatkan tenaga lokal dalam setiap kegiatan operasionalnya.
“Setiap ekspansi bisnis tidak hanya memperluas jaringan usaha, tetapi juga membuka peluang kerja baru bagi masyarakat sekitar,” tutur Angkoso.
Sementara itu, dari sektor pendidikan, Chandra Wijaya, Direktur sekaligus Owner Metro Hotel School Lampung, menilai pendidikan vokasi memiliki peran penting sebagai penghubung antara pemerintah dan dunia usaha.
“Melalui kemitraan dengan industri, lembaga vokasi dapat menyiapkan SDM yang terampil dan siap kerja,” katanya.
Kolaborasi erat antara pemerintah, swasta, dan lembaga pendidikan vokasi menjadi pondasi utama dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Melalui kerja sama yang solid dan berkelanjutan, diharapkan semakin banyak lapangan kerja produktif tercipta, sekaligus mendorong pemerataan kesejahteraan masyarakat Indonesia.