Peluncuran Program Cek Kesehatan Gratis di Sekolah, Langkah Nyata Menjamin Generasi Sehat dan Berkualitas

0

Oleh: Ratna Soemirat

Peluncuran program Cek Kesehatan Gratis (CKG) oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan pada 4 Agustus 2025 menjadi langkah monumental dalam memastikan masa depan generasi muda Indonesia yang sehat, kuat, dan berdaya saing. Program ini, sebagai bagian dari Quickwin Presiden RI Prabowo Subianto, hadir sebagai terobosan strategis untuk mendeteksi dini masalah kesehatan fisik maupun mental anak di usia sekolah. Dengan target penerima manfaat hingga 281 juta penduduk, di mana 53,8 juta di antaranya adalah anak sekolah, CKG menunjukkan keseriusan pemerintah membangun pondasi kesehatan sejak usia dini.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyampaikan bahwa pelaksanaan CKG sengaja dilakukan pada awal tahun ajaran baru agar seluruh siswa dapat terlibat secara maksimal. Menurutnya, momen ini dipilih karena siswa masih berada dalam kondisi berkumpul setelah liburan dan siap memulai aktivitas belajar. Pendekatan ini mencerminkan kesigapan pemerintah memastikan pemeriksaan kesehatan tidak mengganggu proses belajar mengajar dan dapat diakses tanpa hambatan.

Pelaksanaan program ini tidak hanya menyasar sekolah umum, tetapi juga mencakup madrasah, pesantren, dan lembaga pendidikan keagamaan dari seluruh agama. Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa tidak ada satu pun anak bangsa yang boleh terlewat dari program ini. Ia menekankan, pemeriksaan kesehatan gratis di sekolah menjadi bagian dari ajaran semua agama yang mengutamakan kesehatan sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab sosial. Pemerintah pun menginstruksikan seluruh Kantor Wilayah dan Departemen Agama untuk memastikan program ini berjalan optimal, bahkan memberikan teguran tegas jika ada lembaga pendidikan yang tidak melaksanakannya. Sikap ini menunjukkan komitmen pemerintah memberikan perlindungan kesehatan secara adil tanpa memandang latar belakang agama.

Tidak hanya itu, pemerintah juga memberi perhatian khusus kepada siswa berkebutuhan khusus. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Choiri Fauzi, saat meninjau CKG di SLB Negeri Semarang, menyoroti fakta memprihatinkan bahwa 93 persen anak Indonesia mengalami masalah gigi, sementara hanya 7 persen yang tergolong sehat. Menurutnya, pemeriksaan ini menjadi langkah nyata untuk menemukan dan menindaklanjuti masalah kesehatan yang sering terabaikan pada anak-anak, termasuk pencegahan stunting yang masih menjadi tantangan nasional. Program ini diharapkan mampu memberikan intervensi cepat agar anak-anak dapat tumbuh optimal tanpa hambatan kesehatan.

Selain kesehatan gigi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa masalah kesehatan mata juga menjadi persoalan yang banyak dihadapi siswa. Banyak anak mengalami penurunan prestasi belajar bukan karena kurang cerdas, melainkan karena gangguan penglihatan yang tidak terdeteksi. Budi menekankan pentingnya edukasi pencegahan, terutama terkait penggunaan gawai berlebihan yang menjadi salah satu penyebab meningkatnya masalah penglihatan di kalangan anak sekolah. Pemeriksaan kesehatan di sekolah ini juga terintegrasi dengan fasilitas kesehatan seperti puskesmas, sehingga siswa yang terdeteksi memiliki masalah kesehatan dapat segera mendapatkan penanganan lanjutan.

Apresiasi tinggi patut diberikan kepada pemerintah karena keberadaan CKG di sekolah menjadi bukti keseriusan negara dalam menjamin hak kesehatan anak-anak. Program ini menutup kesenjangan akses pelayanan kesehatan, terutama bagi anak-anak di pelosok, madrasah, pesantren, hingga sekolah luar biasa yang selama ini sering menghadapi keterbatasan layanan. Pendekatan inklusif yang melibatkan semua lapisan pendidikan dan keyakinan agama menunjukkan visi pemerintah yang mengedepankan kesetaraan dan kepedulian tanpa diskriminasi.

Lebih jauh, pelaksanaan CKG juga memperkuat sinergi antara sekolah, unit kesehatan sekolah (UKS), dan fasilitas kesehatan setempat. Kolaborasi ini penting karena sekolah menjadi tempat yang paling strategis untuk memulai deteksi dini masalah kesehatan. Dengan pemeriksaan yang mencakup gigi, mata, telinga, tekanan darah, hingga kesehatan mental, anak-anak mendapatkan perlindungan komprehensif yang akan mendukung kualitas belajar dan pertumbuhan mereka.

Program ini bukan sekadar kegiatan rutin pemeriksaan kesehatan, tetapi sebuah investasi jangka panjang bagi bangsa. Generasi yang sehat secara fisik dan mental adalah modal utama untuk mencetak sumber daya manusia unggul yang mampu bersaing di era global. CKG di sekolah membantu memastikan bahwa masalah kesehatan yang kerap menjadi penghambat prestasi akademik dapat diidentifikasi dan ditangani lebih cepat, sehingga anak-anak tidak kehilangan kesempatan berkembang hanya karena persoalan yang seharusnya bisa dicegah atau diobati sejak dini.

Oleh karena itu, peluncuran program Cek Kesehatan Gratis di sekolah harus mendapatkan dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat. Orang tua, guru, tenaga kesehatan, dan pemangku kebijakan daerah diharapkan berperan aktif dalam menyukseskan program ini. CKG adalah bukti nyata hadirnya negara melindungi generasi muda, dan langkah ini harus dijaga keberlanjutannya agar benar-benar memberikan dampak luas bagi masa depan bangsa. Dengan adanya program ini, Indonesia semakin mendekati cita-cita besar mewujudkan generasi emas 2045 yang sehat, cerdas, dan berdaya saing global.

Peneliti Masalah Sosial – Lembaga Kajian Sosial Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *